have you take a bath

Senin, 12 Juli 2010

thx for my whole hole, and thx for help me decide it !

yang aku paham tentang hidup ini adalah, semua orang, tidak pernah tidak, harus pernah kalah.dan sekian lama jadi mahluk hidup, aku mendapatkan hampir semua yang aku inginkan.

hari ini adalah hari yang aku tau akan terjadi. kekalahan !


sudahlah, tidak perlu kita ributkan apa alasannya. cukuplah Dia di atas segalanya..
sangat mungkin ini merupakan titik balik hidupku menuju yang lebih baik. tapi apapun itu, yah, harus kuakui. rasanya benar - benar sakit..

Rabu, 16 Juni 2010

my very old story, and that is the beginning of all..

sebagai putri seorang PNS, aku adalah perantau. seperti juga semua orang dikeluargaku. PNS begitu akrab dengan mutasi, itulah mengapa aku sampai bisa 'numpang' lahir di pekan baru juga 'numpang' gede di Jember sana.
sepele sih kelihatannya, tapi apa - apa yang tampak sepele tidak selalu sesepele tampaknya. sebab perantau harus adaptif dan berjiwa petualang, dan, well i was not yet..


Jember adalah kota kecil yang indah, cocok buat pensiunan, tapi bukan buat keluarga berkultur metropolitan seperti keluargaku. karena terlanjur ayahku dimutasi kesini sajalah, jadi, apa boleh buat?
aku kesepian sekali, masih ingat rasanya memetik bunga kuburan atau bermain masak - masakan berdua saja dengan adikku. kami terasing karena tidak bisa bahasa jawa. parahnya, karena semasa TK aku dinilai jenius dan loncat kelas, jadi aku lulus TK diusia 4,5 tahun. tidak ada SD bagus yang mau menerimaku. dan tahun itu, aku merasa seperti alien.
aku masuk sekolah tahun berikutnya lewat tes IQ. sekolah unggulan di Jawa-Timur. aku cepat bergaul. aku menemukan teman untuk berbagi  dan kehidupan membaik.

suatu hari, yah, naas. aku bertemu dengannya. anak laki - laki itu hitam manis, semampai, bermata bulat, berhidung mancung, berwajah aksen arabik dengan senyum yang, well, menggoda!
yah, aku memang jatuh cinta padanya. tapi bukan saat itu.
saat lain yang lebih naas lagi karena terlalu romantis.
aku kehujanan berdua saja. berdua tanpa payung, becak atau apalah yang dapat membawa kami pulang. kamipun berbagi hujan berdua.Hujan yang tidak juga reda sampai hampir gelap.Hujan yang membuat kami main hujan - hujanan untuk pulang.Tertawa sepanjang jalan, berusaha menghilangkan kecanggungan yang berganti jadi kagum dan tersiar lewat sorot mata kami.

aku sudah lupa apa saja yang kami ributkan hari itu. lebih tepatnya, aku sudah lama memutuskan untuk tidak mengingatnya lagi. karena kagum yang hari itu aku siarkan lewat sorot mataku, kelak membara jadi api yang menyita jam tidurku.

Tapi ceritanya jadi panjang, karena ternyata kami sekelas ditahun kedua.
dia jadi ketua kelas.
memimpin baris tiap pagi, sebelum semangat pelajar beranjak pergi..
memimpin hatiku untuk tinggal, statis dalam cinta pertama yang dangkal, dalam lumpur hidup, menghisap lumat kewarasanku.menyisakan sedikit saja waktu tidur. menguras tinta pulpenku, juga tinta takdirku.

aku merasa sinting. tiap hari, aku semakin jatuh. tiap malam aku bermimpi lagi dan lagi tentang tuxedo bertopeng di serial sailor moon.
"sudah mirip tuxedo bertopeng belum?"
itu adalah kalimat tanya pertama yang dia utarakan padaku. hari ini, aku sudah dapat melupakan kejadian itu, tapi saat itu, aku mengulangnya dalam sadar, dalam delir, juga dalam lelap.
itulah periode paling kelam dalam hidupku. sebab dia terlanjur terikat dengan sahabatku, teman sebangku ku.

tapi aku melayang saat bersama dia. menyalahkan Tuhan karena sudah pasti aku terlalu kecil untuk semua ini.
tapi peduli apa?
sahabatku tidak pernah tau, dan ketika dia tau, dia memusuhiku.
aku seperti menganggap serius airmatanya, dan membuatku serius meminta Ayah mengajukan mutasi ke Jakarta.
aku pindah tanpa penjelasan apa - apa. menangis sepanjang jalan. berulang - ulang menengok ke belakang, berharap keajaiban membawa serta tux di belakang bus. dan aku kalah !!
tux bilang, harapan ga sama kaya layangan. harapan tetap bisa terbang walaupun ga ada angin.
tapi harapanku adalah yang paling besar, jadi tidak akan pernah bisa terbang. kandas. biar saja. biar tetap suci begitu.

dan hingga hari ini aku menegakkan sumpah tinggi - tinggi. aku tidak akan pernah menyerah !
walaupun untuk kata "tidak menyerah" itu aku harus menghabiskan seumur hidupku.

i'm sorry, tux.
i wont be like that anymore..

Minggu, 09 Mei 2010

cinta??

aku sempat putus sama pacarku hariini. masalahnya sepele, tapi sulit dicerna.

di hari aku lulus sekolah, pacarku berhalangan hadir, bahkan sedikit banyak dia tampak tidak acuh. karena aku telah terbiasa, maka aku biasa saja.
aku berpose dengan semua orang yang ku anggap penting hari itu untuk menutupi harapan kosongku bahwa diapun akan muncul.

hari ini, pacarku lulus. aku memang tidak hadir, aku bangun siang dan tidak bergairah karena aku berharap untuk hadir. tapi gerak - geriknya seperti memperingatkanku bahwa ia ingin aku tidak hadir.
aku memintanya untuk tidak berfoto dengan teman perempuannya karena aku iri.
aku mengenang perasaanku dihari kelulusanku.
perasaan yang sama ketika aku pertama kali mengenakan rok abu - abu dan memberitahu semua orang rasanya.

tapi menurutnya, teman perempuannya memaksa.
aku kecewa sangat dalam. jadi dengan gegabah aku memutuskan relationship kami.

dan disini semua dimulai.
kepalaku terasa pekat, aku bahkan tidak menangis.
aku seperti hilang, seperti terhisap di dasar nestapa kelabu yang tidak putus.
sepertinya mudah saja menghujam pisau di ulu hatiku bila aku tidak ingat Tuhan.
aku ketakutan.
kenapa ada substansi lain yang mampu menggenggamku sedemikian rupa?

aku memohon untuk kembali.
untuk saja dia memberi kesempatan.

entah apa yang akan terjadi bila akhirnya seperti itu. tapi, toh hidup harus dihargai..

Senin, 03 Mei 2010

sebelum abu -abu tidak mempan terhadap pemutih

kemarin aku mengikuti sebuah pelatihan dakwah bagi aktivis kampus.
tidak seperti judulnya, di sana kami terus menerus mendebatkan strategi dakwah parlemen atau non-parlemen.
kami saling berargumen, saling hujat, terkadang menjatuhkan ormas pergerakan lain.
aku cukup miris melihatnya. inilah yang kupikirkan :

segala hal yang secara konseptual tampak benar, mungkin tidak cukup relevan saat harus diaplikasikan. dan dalam berpolitik, dalam hal ini untuk konteks dakwah, satu hal yang patut di kedepankan adalah etika dan strategi.

secara pribadi aku lebih setuju berparlemen, atau dengan kata lain kooperatif dengan pemerintahan. selain lebih real dan efisien, adalah dengan alasan perbaikan. sementara mayoritas disana mengutuk hal itu dengan alasan beruswah pada nabi kita Muhammad SAW.
akupun punya alasan untuk itu. karena bagiku, aplikasi yang diterapkan rasul bisa saja kurang relevan, toh kita yang berparlemen masih memegang konsep keislaman dan berdiri di kubu kebenaran. lagi pula, dalam siasah, tidak ada hitam yang benar2 hitam atau putih yang sungguh2 putih. ini semua cuma permainan.
menutup mata buat kebathilan yang harus kita lawan bagiku tidaklahbijaksana, teman.
karena kita bukan lagi berhadapan dengan kaum yang mengubur putrinya hidup2 atau membeli budak. yang kita hadapi adalah bangsa yang melek teknologi, intens terhadap akses informasi. yang selera fashionnya bagus dan musiknya beraneka ragam.
yang terupdate globalisasi, yang kuat link birokrasinya, yang di backing sama yahudi, yang sahamnya bertambah mahal dengan membodohi kita2 yang cuma tau mendebat. yang tidak pandai berstrategi dan terpecah belah.
tidak boleh luput diperhitungkan segala halnya.
karena terlalu banyak yang kita belum tahu. dan lebih bijaksama jika kita open minded.
tapi apapun pilihanmu, sebaiknya hargai sesamamu.

teman, tidak malukah kalian berdebat kusir seperti itu sementara hari ini televisi memborbardir aset masa depan kita dengan doktrinasi dan idealisme hedonis yang membunuh mentalitas mereka perlahan - lahan?
apakah demokrasi yang kalian musuhi itu pantas menyisakan residu beracun yang laten sebagai bahaya mengendap - endap yang kelak menghantui kekhalifahan yang kita mimpikan bersama?
atau, lebih real dari itu, apakah mimpi itu bisa dicapai dengan menghujat saudara kita sendiri?

aku berangkat dari pemahaman bahwa politik itu abu - abu, seperti hidup.
kalau kalian tidak mau terjun dengan alasan tidak mau mencemari 'putih' yang kalian miliki, bukankah itu egois? apakah kalian bisa bertahan tetap putih dengan membiarkan lautan abu - abu itu semakin kelam dan pekat kemudian hancur?
apakah dua mata dan telinga yang kalian miliki bisa tinggal diam sementara mulutmu yang mungil mendominasi dengan cercaan kosong yang kurang beradab?

perlukah kita mendebatkan strategi satu dengan yang lain untuk mimpi yang sama bila itu hanya akan melukai sesama kita?
bukankah lebih efisien kalo kita bersinergi, bersiasah untuk satu tujuan bulat. biarlah kita menempuh jalur berbeda, agar kita bisa tetap seirama.

dan yang paling penting dari ini semua, lakukan sesuatu!
sebelum abu - abu tidaklagi mempan diberi pemutih..

Jumat, 30 April 2010

kota ini, kota itu..

kota itu sudah tertinggal dbelakang.
Teman2, cinta, hari2 indah terkubur sepanjang margonda yg padat.
Menyesaki foodcourt2 di margo city, detos, cibubur junc. , botani square..
Tidk ada lagi kereta jabotabek nan kumuh.
Tidak juga hangout tiap hari seperti dulu..

Tahukah teman, kau kurindukan seperti aroma nasi uduk ujung jalan yg dlu kunikmati stiap pagi..

Taukah cinta, dlam kesenduan kau masih tetap cahaya..

Seluruhnya, seluruhnya..
Tutup cerita saat tidak lagi aku mengenakan rok abu2..

Dikota itu ada masa lalu..
Dikota ini penuh dengan hari baru..

confession

Wkt ku pikir hdupku keras, ternyta kepalaku lah yg lbh keras..
Ktika ku kira pilihanku yg terbaik, sesungguhnya itulah yg Tuhan pilihkan dan aku tdk perlu besar kepala..
Hari lain saat aku mampu menggenggam dunia, aku bahkan blum mampu mengendalikan emosiku sendiri..

Bergelimang hari baru di kota ini membuatku mengerti ;
Kepalaku tdk perlu terlalu keras.
Mataku tdk bisa selalu memandang ke atas.
Dan harga diriku bukan digantungkan setara dgn bulan..

Aku baru saja belajar dari banyak sekali kelas kehidupan. Tenang sajalah, sayang. Besokpun adalah hari baru, bukan?

*being a good social worker..
As we wish

tentang thia..

Hidup adalah kertas. Tempat ku tuliskan smw yg terlintas. Maka aku merepresentasikan diriku sdemikian rupa..
Di genggaman tanganku ada dunia. Ku putar2, permainkan seperti boneka.
Di bawah kakiku ada kuasa. Ku pijak dgn seksama. Sebab Tuhan itu ada.
Di atas kepalaku matahari berpijar gemilang. Sepelemparan tangan aku mampu menggapainya. Tapi tubuhku bisa terluka karena hanya malaikat yg terbuat dari cahaya.
Karenanya aku bersikap baik.

Bernafas adalah bagian paling sulit. Karena otot perut dan dadamu akan jemu bersinergi sepanjang waktu jika nafasmu sebatas mubazir yg menambah kuota 'sampah-anorganik-peracun-tanah..


Yg lainnya adalah mencintai. Bertahun2 nama itu terpatri, tdk habis dmakan waktu, cinta tetap abstrak buatku.
Tapi aku tau satu. Cinta adalah ketulusan. Hanya itu.
Sbab, ketika menatap hatinya, menukik lebih dalam dan menemukan bagian diriku yg entah mengapa bisa ada disitu, aku rela menukar dunia agar dia bahagia..

Jadi, meski matahari hidupku masih belum ku gapai, aku tau, namaku thia. Dan aku tdk akan menyerah!
Well, indah pada waktunya..